Minggu, 16 Oktober 2011

STEVE JOB AJA BER-AMERICA RIA

Pria setengah tua mengenakan kaos hitam panjang dengan celana blue jeans dan sepatu sport gaya America, siapa yang tidak kenal dengan transformer dunia yang satu ini, itulah Steve job, pendiri Apple sebuah perusahaan media komunikasi dunia yang sedang digandrungi saat ini.
Saya iri melihat beliau dengan mengenakan setelan seperti itu, yang saya berpikir sebelumnya bahwa beliau adalah seorang Amerika asli dari darah sampai tulangnya, ternyata beliau ialah orang keturunan Syria. Yang membuat aneh saya ialah, walaupun beliau menyadari bahwa dia merupakan keturunan Syria, dia tidak berpenampilan layaknya orang timur tengah dengan menggunakan pakaian putih panjang, sorban, jenggot yang panjang dan tebal...no! Steve Job ialah America sejati, bahkan lebih dari orang Amerika yang berdarah Amerika.
Sekarang mari lihat indonesia................
Banyak orang saya temukan dijalanan, memelihara jambang atau jenggotnya agar sangat lebat, memakai sorban putih, jubah putih panjang, mengenakan sandal jepit, berbicara dengan logat Arab yang sebenarnya hanyalah orang ndeso dari indonesia. Ketika saya berjalan di mall, saya melihat pria dan wanita berpakaian ala korea, dari model rambut, kacamata, baju, rok atau celana sampai sepatu, semua serba korea. Bahkan sekarang ada boyband ala korea, girlband ala korea, dan segala assesories ala korea yang lagi marak.
Parahnya.............
Di gereja juga menjadi trendsetter dari penampilan ala korea, padahal gereja harusnya menjadi penjaga atas bangsa termasuk penjaga kebudayaan asli indonesia yaitu batik dan kebaya. Saya tidak menyarankan kemana-mana pakai batik dan kebaya, namun kita bisa menjadikannya lebih kreatif dengan memodifikasinya sesuai dengan porsi masing-masing. Saya memimpikan sebuah gereja, ketika orang2 diluar berlomba mengikuti trend dunia, kita bertahan dan menjadi cagar budaya bagi bangsa2 bahwa kita adalah pemegang mandat budaya Indonesia. Bagaimana menurut anda?

SEBERAPA INDONESIA-NYA GEREJA ANDA?

Indonesia sejak lama mengalami penjajahan baik itu dari Inggris, Jepang, Belanda dan rongrongan dari dalam dengan berbagai peristiwa memilukan. Namun sekarang ini, khususnya gereja Tuhan juga mengalami penjajahan dengan gaya ibadah dan penyembahan kepada Tuhan. Saya mengamati, beberapa gaya ibadah di beberapa gereja menjadi sangat mirip dengan Hillsong, dengan gemerlap lampu diskotik dan rasanya kalau tidak begitu, hadirat Tuhan belum dirasakan. Ada pula yang mirip dengan Israel Houghton dari Joel Osteen ministry Amerika serikat, dengan gaya worship leader memegang gitar dan memimpin pujian penyembahan, dan rasanya kalau ngak begitu, ngak akan merasakan kehadiran Tuhan. Terakhir gereja-gereja Tuhan juga dijajah oleh True Worshipper, rasanya jika gaya penyembahan dengan banyak singer seperti Ture Worshipper-lah yang akan didengar Tuhan. Ini merupakan sebuah ciri bangsa budak, mengapa? Karena budak selalu menuruti kemauan tuannya dengan syarat kehilangan jati dirinya.
Sekarang kita bicara gereja, gereja harusnya menjadi oposite dari dunia tentang banyak hal termasuk gaya hidup, cara berpikir dan bertindak, namun sekarang gereja tidak ubahnya dengan sistem pemerintahan dunia bahkan lebih parah dari dunia. Gereja diumpamakan sebagai sapu untuk membersihkan kekotoran bangsa ini, namun apa jadinya jika sapu-nya sendiri saja kotor, sama artinya dengan orang buta menuntun orang buta kejalan yang tidak jelas.
Kadang sebelum bicara transformasi bangsa dengan kapasitas yang lebih besar, saya menyarankan untuk menanamkan semangat ke-indonesia-an kita terlebih dahulu. Belajar untuk memerahputih kan kehidupan kita didalam tindakan dan bergereja, jangan pernah meniru gaya menyembah dan beribadah bangsa lain, datanglah kepadaNya dengan orisinilitas anda sebagai orang Indonesia dihadapan Tuhan. Bagaimana menurut anda?