Rabu, 21 Maret 2012

TITANIC KEHIDUPAN

Titanic merupakan kapal terbesar dan termewah di zamannya dan oleh banyak orang diyakini ‘tak dapat tenggelam’. Dalam pelayaran perdananya dari Inggris ke New York City, kapal uap Inggris ini menabrak gunung es sekitar pukul 23.40 waktu setempat pada 14 April 1912.
Dua setengah jam kemudian, kapal raksasa ini pecah dan tenggelam. Sekoci di kapal ini hanya sanggup mengangkut setengah dari seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 2.200 orang. Sekitar 1.500 nyawa melayang sia-sia di malam yang dingin itu.
Banyak yang beranggapan bahwa gunung es telah merobek kerusakan yang sebenarnya telah ada di lambung kapal. Ketika penyebab kecelakaan itu akhirnya terungkap di tahun 1985, air mata dari keluarga korban dan korban yang masih hidup tak terbendung lagi. Para peneliti menemukan bahwa lambung kapal yang terbuat dari baja menjadi rapuh di perairan beku Atlantik Utara, yang menjadikannya mudah patah ketika terjadi tumbukan. Ada yang menduga kapal Titanic melaju terlalu cepat di perairan yang dipenuhi gunung es.
Suatu malam, Yesus berjalan di atas air dan murid-Nya Petrus ingin bergabung dengan-Nya. Petrus meninggalkan perahu dan keadaanya baik-baik saja sampai ia melihat ke sekeliling dan menyadari kehadiran gelombang tinggi yang menggelora. Laut yang bergelora itu pun membuat Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam (Baca: Matius 14:25-30).
Seperti Petrus, kita pun dapat mencapai hal-hal yang besar dengan bantuan Tuhan. Namun ketika kita justru melihat pada keadaan yang menakutkan di sekitar kita, iman kita pun goyah dan membuat kita merasa seperti tenggelam.
Di lain waktu, kita mulai memandang kepada kesuksesan dan mengabaikan kebutuhan untuk menjaga pertumbuhan rohani kita. Di saat itu, kita mungkin mulai merasa tidak dapat tenggelam, seperti Titanic.
Namun akan selalu ada bahaya tersembunyi yang dapat merusak kesaksian dan pelayanan kita. Satu-satunya cara yang aman untuk menavigasi hidup kita adalah dengan menjaga pandangan kita tetap tertuju kepada Yesus, bukan pada diri kita maupun lingkungan di sekitar kita. Tuhan akan membantu kita menyelesaikan perjalanan hidup kita, dan itu hanyalah puncak gunung es yang dapat kita lalui.

Sumber : Dianne Matthews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar